semua orang memersuasikanku untuk merasa bahagia .
bahagia, senang, gembira .
tertawa, tersenyum, mensyukuri semua yang aku punya .
tapi apa sebenarnya definisi dari bahagia ?
apa parameter dari kata bahagia ?
tanpa bosan, semua berkata "ayo bahagia"
tapi apa limitasi dari pembahasan bahagia itu sendiri ?
seberapa krusial kah kata bahagia itu,
sampai menjadi sugesti dalam setiap tindakanku ?
kadang aku jenuh .
lelah ? mungkin .
memikirkan "apakah aku bahagia?"
"apa itu bahagia?"
"mengapa harus bahagia?"
"memang kenapa kalau tidak bahagia?"
retoris .
menurutmu aku kurang bersyukur ?
bisa jadi .
tapi tahukah kamu alasannya ?
kejenuhanku itu hanyalah bagian kecil dari "akibat"
sebab ? tak pernah ada habisnya .
kadang aku lelah .
tapi selalu, senyum canda dan tawa membuatku lupa .
selalu .
sayang, lupa bukan berarti hilang
di saat tak ada gelak tawa
aku kembali ingat . dan lagi, tanpa rasa bersalah, lelah itu pulang .
dalam interval antara lelah, senyum, jenuh, dan tawa itu,
ada banyak kejutan yang terselip .
salah satunya kamu .
menyayangimu tak pernah membuatku jenuh .
kamu menjawab semua pertanyaan retorisku
menatap mataku betapa tak inginnya kamu
kamu real . jelas .
aku tak perlu mencari definisi apa itu kamu .
tak ada limitasi dalam pembahasan tentang kamu .
tapi dengan semua ke-real-anmu itu,
bukan berarti aku tidak pernah bingung menghadapimu .
kamu seperti origami yang penuh lipatan
tak ada, yang bisa menghitung sisi yang kamu miliki
sering,
melihatmu tersenyum bukan padaku,
harus melihatmu bercanda bukan untukku,
membuatku menyesal menoleh ke arahmu .
perih memang .
tapi apa kamu tahu butuh waktu berapa lama untuk menulis karangan bodoh ini ?
aku mengetiknya, membacanya kembali,
menghapusnya, dan mengetik lagi kalimat yang sama,
semua kulakukan dalam jenuh, lelah, dan lemahku .
tapi setiap kata, huruf, dan tanda bacanya tersenyum .
mereka tertawa,
kalimat-kalimatnya berkolaborasi, bernyanyi riang menyuarakanmmu .
karenamu, aku merasa kenal bahagia .
setiap milimeter dari definisinya,
setiap numeral dalam parameternya,
dan betapa krusialnya kehadiran bahagia itu
bahagia bukan berarti harus berdiri di sebelahmu
bahagia bukan pula memilikimu
karena bahagia,
adalah tertawa bersamamu .
bahagia adalah mengenalmu .